Om Freddie, VCC, dan Mater Nuwon
Pada akhirnya, saya ucapkan terima kasih
kepada model celana dalam ternama, om Freddie Ljungberg. Lima pertandingan yang
cukup mengesankan dengan kondisi pemain yang sedang bobrok, permainan yang tak
bernyawa, dan fans yang cukup jancok. Ya, sa berani mengatakan seperti
itu karena fans-fans yang jancok ini hanya memikirkan soal menang,
menang, dan menang tanpa melihat realita yang ada. Seakan yang hanya dipikirkan
mereka adalah takut di-bully oleh teman-teman mereka yang mendukung tim
lain. Pemikiran macam apa itu.
Lima pertandingan yang cukup mengesankan
bagi sa sebab om Freddie ini benar-benar bisa memberikan hasil maksimal dengan
poin-poin masalah yang sa sebutkan tadi. Sa cukup bangga dengan kinerja Emery apalagi
arsenal musim lalu terkenal dengan bisa membalikkan keadaan di babak kedua.
Seperti ada sihir yang masuk ke dalam tubuh pemain arsenal (apalagi untuk derby
North London 5-2). Tapi, semenjak Final Liga Eropa, sa merasakan ada yang
sedikit aneh dengan sistem yang diterapkan Emery dan itu berlanjut ke match
perdana arsenal di liga Inggris. Menang 0-1 lawan New Castle. Haha, are you
kidding me?
Laga di liga Inggris terus berjalan dan
Emery semakin absurd. Puncak kemalasan sa nonton arsenal main akhirnya tercipta
di laga melawan Watford. Selain karena Mola TV yang mempersulit orang-orang
untuk nonton bola (nonton bola sekarang udah kayak kritik pemerintah era Orde
Baru), sistem permainan Emery yang absurd juga semakin mendukung dan akhirnya
setelah laga itu, Emery tetap konsisten dengan ke-absurd-an yang dia miliki.
Saking absurdnya, Emery akhirnya sampai merusak para pemain yang. Tidak usah
disebutkan contoh, kalian juga tahu siapa-siapa terutama fans arsenal.
Ke-absurd-an Emery semakin menjadi dan
akhirnya pihak manajemen arsenal harus memecatnya dan hal ini benar-benar
sungguh telat. Banyak rumor yang beredar untuk menggantikan Emery tapi pada
akhirnya Om Freddie maju sebagai caretaker.
Naiknya Om Freddie menggantikan Emery
disambut baik dengan fans arsenal. Tapi, untuk para fans jancok arsenal,
sekali lagi mereka sudah menuntut arsenal yang sedang rapuh untuk menang. Mereka
tak sadar dengan pemain yang mentalnya telah bobrok, permainan yang tidak jelas.
Kehadiran om Freddie mengubah segalanya. Permainan
sedikit bernyawa walaupun hasil yang diberikan belum maksimal, dan yang pasti
slogan Victoria Concordia Crescit mulai tumbuh lagi setelah hilang diluluh
lantahkan Emery.
Melawan everton adalah laga terakhir Om
Freddie sebagai kepala pelatih dan betapa mengejutkannya sebelum laga melawan everton,
Om Freddie mengatakan bahwa Ozil tidak dimainkan karena cedera. Kalaupun tidak
cedera, Ozil tetap tidak akan dimainkan karena sikapnya ketika melawan
Manchester City.
Bayangin, di era Emery, Xhaka yang udah
krisis mental dan cara bermain tetap dipaksakan bermain. Di laga terakhir Om
Freddie, banyak pemain muda yang dipercaya untuk bermain yang mana etos
kerjanya lebih bagus daripada pemain-pemain senior. Keputusan Om Freddie
memainkan beberapa pemain muda sangat tepat. Statistik menunjukkan hal itu. Ada
dua tendangan yang tetap mengarah ke arah gawang dan salah satu tendangan itu
dilesakkan oleh Gabriel Martinelli.
Komentar
Posting Komentar