Kelucuan Setelah Lama Tidak Menulis

Tulisan ini menggantikan tulisan yang sudah saya garap beberapa paragraf. Sebetulnya cukup disayangkan juga setelah menulis beberapa paragraf tapi digantikan tulisan ini yang sedikit tidak berfaedah. Hahaha. Tulisan ini mengantarkan ke perihal yang menurut saya sedikit lucu. 


Sebelum tulisan ini saya buat, saya berencana akan membuat tulisan mengenai analisis laga Fulham melawan Arsenal. Saya saat itu telah bersemangat ingin membuat tulisan tersebut, terlebih Arsenal sebagai tim tamu bisa meraih kemenangan dengan skor meyakinkan 0-3 di Craven Cottage, rumah Fulham. Kenapa saya bisa bersemangat dalam menulis tentang kemenangan Arsenal melawan Fulham kemarin? Karena saya akhirnya bisa melihat lagi Arsenal menang dengan nyaman. Dua laga sebelumnya, Arsenal harus susah payah menang melawan Bournemouth dengan skor 3-2 di Emirates Stadium dan harus berbagi poin saat bertandang ke Sporting Lisbon dengan skor 2-2.


Dengan antusiasme yang membara, saya memberi judul tulisan sebelum tulisan ini yaitu ledakan merdu meriam London Utara. Judul yang menarik bukan hahaha. Pada laga tersebut, Arsenal menggunakan formasi pakemnya, 4-3-3 dan akan berubah menjadi 3-2-5 saat menyerang dan 4-4-2 saat bertahan. Tak banyak berubah dari kesebelasan Arsenal. Trossard, pemain anyar arsenal yang kini sudah membukukan 7 Assist setelah mengenakan seragam arsenal, memberikan 3 assist pada laga tersebut.


Arsenal bermain dominan pada laga tersebut dengan memegang kendali bola sebesar 56%. Selain dominan dalam memegang kendali laga, The Gunners juga dominan dalam menciptakan peluang. Pada statistik yang ditampilkan oleh akun Twitter @markstatsbot, Arsenal bisa menciptakan Expected Goal (xG) dengan angka 2.21. Dari angka xG tersebut, Arsenal seharusnya dapat mencetak sebanyak 2 gol dan pada laga tersebut Arsenal berhasil mencetak 3 gol.


Pola permainan Arsenal cukup dinamis di semua laga termasuk laga melawan Fulham. Arsenal kerap memindahkan serangan dari satu sisi ke sisi lainnya. Hal itu dibuktikan pada dua gol setelah Arsenal unggul 0-1. Pada laga melawan Fulham, serangan Arsenal didominasi dari sisi kiri dan sisi kanan. 


Gambar: Whoscored


Selain itu, Arsenal juga memiliki opsi lain dalam menyerang. Set Piece. Set Piece menjadi salah satu kekuatan Arsenal ketika mereka berhasil menggaet Nicolas Jover sebagai juru taktik set peice. Arsenal menempatkan lima pemain untuk menerima set piece dari corner cick, satu pemain di dekat penjaga gawang, dan dua pemain untuk menerima bola muntahan apabila lima pemain arsenal tidak dapat mengeksekusi bola set piece.


Dengan segala kekuatan yang ada, Arsenal masih memilki celah. Serangan balik menjadi momok menakutkan bagi Arsenal. Transisi dari menyerang ke bertahan membuat shape bertahan menjadi tidak ideal. Hal itu terjadi pada laga leg 2 melawan Sporting Lisbon. Arteta dalam konferensinya mengatakan “That created a really open transition game that we didn't want to play.”


Kekalahan Arsenal di Europa League membuat saya merenung, apakah meriam London telah meledak dengan suara yang merdu? Akhirnya saya menyadari bahwa Arsenal terkadang tetaplah Arsenal. Sering membuat ekspektasi para penggemarnya jatuh. Sialnya, Arsenal sudah terlalu nyaman di hati penggemarnya. Sebuah hubungan yang sangat toxic.


Dimana letak lucunya? Nggak tau hahaha. Ceritanya juga nggak nyambung karena lama udah tidak menulis. Hahahaha. Sekian.


Komentar

Postingan Populer