Sepakbola dan Data

Tanah Inggris dan sepak bolanya punya magis tersendiri untuk kalangan penggemar sepak bola. Taburan pemain bintang, kontrovesi keputusan wasit yang patut dipertanyakan di setiap pekannya, dan hasil laga yang tak terduga menghiasi kompetensi sepak bola Tanah Britania. Menutup 2023, beberapa laga besar tersaji di Premier League. Salah satunya adalah North-West Derby. Laga yang mempertemukan Liverpool dan Manchester United.


Perjamuan Liverpool terhadap Manchester United di penutup Tahun 2023 begitu menarik. Dengan tren lima laga terakhir yang condong terbalik pada kedua tim, perjamuan tersebut memberikan skor kacamata. Sialnya, The Reds sebagai penjamu, tak dapat memanfaatkan dominasi yang mereka dapatkan. 


Dominasi Liverpool dan poin yang harus dibagi sama rata untuk kedua tim, membuat lini masa media sosial menjadi hiruk pikuk. Salah satunya datang dari Pundit Indonesia yang berkicau di media sosialnya dan membicarakan soal data pada sepak bola.


Sumber: 

https://twitter.com/CoachJustinL/status/1736693256027885936


Sayangnya, analogi yang dikicaukan sang pundit di media sosialnya tidak benar-benar menggambarkan data pada sepak bola. Analogi yang dibuatnya, tentu bisa dibantah dengan strategi masing-masing pelatih, dan laga di North-West Derby menjadi bukti.


Sepakbola dan data merupakan hal yang saling terkait. Data dapat memberikan gambaran kasar kepada penikmat sepak bola tentang kondisi sebuah tim. Pada laga North-West Derby, Liverpool mendominasi dengan 34 tembakan dengan 8 tembakan mengarah ke gawang. Ini merupakan data dasar yang sering ditampilkan di setiap pertandingan. 


Data dasar tersebut bisa memberikan sedikit gambaran mengenai jalannya pertandingan. Dengan jumlah tembakan sebanyak 34 dengan 8 mengarah ke arah gawang dan tidak ada satu tembakan pun berbuah gol, mengindikasikan bahwa The Reds sebagai tuan rumah tidak dapat melakukan finishing dengan baik. Tentunya dari data dasar tersebut, nantinya akan ada data yang lebih terperinci seperti expected Goal (xG), expected Threat (xT), dan data-data lain yang lebih terperinci yang bisa menjadi evaluasi untuk sebuah tim.



Sumber: 

markstats bot di X: "Liverpool 0 : 0 Man Utd ▪ xG: 1.87 - 0.6 ▪ xThreat: 2.69 - 0.82 ▪ Possession: 68.6% - 31.4% ▪ Field Tilt: 87.0% - 13.0% ▪ Def Action Height: 50.3 - 34.8 #msbot_eng #epl https://t.co/2OOicFVRC1" / X (twitter.com)


Gambar di atas merupakan data yang lebih rinci mengenai jalannya pertandingan. Pada perjamuan Liverpool atas Manchester United, dimana Liverpool memberikan dominasi dengan jumlah 34 tembakan dimana 8 mengarah ke gawang, seharusnya jika mengacu kepada expected Goal (xG), dimana xG merupakan angka harapan dimana sebuah tim bisa mencetak gol, Liverpool seharusnya bisa mencetak satu hingga dua gol. Sayangnya, penyelesaian akhir Liverpool di North-West Derby tidak berjalan dengan baik.


Selain untuk menggambarkan bagaimana jalannya sebuah pertandingan, data juga dapat membantu sebuah klub dalam mencari potensi-potensi pemain untuk melengkapi kepingan-kepingan taktik yang dibutuhkan oleh seorang pelatih. Pada era sekarang, sudah banyak klub yang melakukan pencarian pemain dengan berlandaskan pada data terlebih dahulu. Salah satu contoh klub yang memanfaatkan data untuk mencari pemain adalah Brighton & Hove Albion.


Ketika Arsenal harus tunduk saat dijamu Fulham, linimasa media sosial saya sebagai Fans Arsenal hiruk pikuk tentang kekalahan tersebut. Tentunya, hiruk pikuk tersebut tidak jauh dari kebuntuan Arsenal untuk mencetak gol dan menuntut klub untuk mendatangkan penyerang. Mengutip dari bola.com, dari tiga kekalahan berturut, Arsenal mencetak xG atau angka harapan terjadinya gol sebesar 6.47 setelah mereka takluk dari Liverpool di FA Cup di penutup akhir pekan. Dari angka sebesar itu, Arsenal hanya bisa mencetak 1 gol yang seharusnya bisa mencetak sebanyak 6 gol.



Mengutip akun Twitter goonerburgerID, jika Arsenal membutuhkan penyerang, ada aspek-aspek yang harus diperhatikan. Aspek tersebut juga tak terlepas dari data-data statistik di sepak bola. 


Sumber: 

https://twitter.com/goonerburgerID/status/1741828498535358506


Dengan adanya data, muncul sebuah pertanyaan: apakah data memiliki kemutlakan yang tidak memiliki kesalahan?


Data juga memiliki celah kekurangan sehingga tidak dapat menjadi nilai mutlak dalam sepak bola. Data-data pada sepak bola harus didukung dengan eye test sehingga bagus tidaknya performa sebuah klub ataupun seorang pemain, dapat dilihat langsung dan didukung dengan data kenapa sebuah klub ataupun seorang pemain memiliki performa yang bagus ataupun buruk. Selain itu, ada beberapa hal yang tidak mungkin terdapat disediakan data dan hal tersebut harus menggunakan eye test seperti pemosisian pemain, mencari ruang kosong, timing, dan lain-lainnya yang tidak dapat disangkutkan dengan data.


Kombinasi data dan eye test di sepak bola terutama pada sepak bola modern, sangat membantu sebuah klub dan pemain. Kita tak bisa memalingkan data, tetapi data bukanlah segalanya.





Komentar

Postingan Populer